Senin, 02 Agustus 2010

Menyambut Bulan Ramadhan, 1431 H : Ramadhan Sebagai Transformasi Diri

Bulan suci ramadhan kini sedang menanti kita. Bulan yang penuh berkah ini akan kembali menghinggapi umat muslim di seluruh pelosok dunia. Dengan kehadiran bulan ramadhan, maka kita selaku umat muslim akan kembali dipenuhi dan dilimpahi pahala yang sangat besar dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Hal ini pun sebagaimana yang diceritakan oleh Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa yang berpuasa pada bulan ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, niscaya ia akan mendapatkan ampunan dari dosa-dosa yang terdahulu.” (HR.Khamsah & Ahmad)

Kita diwajibkan untuk menyambut kehadiran bulan ramadhan dengan penuh suka cita. Karena bulan ramadhan tentu selain memiliki berjuta hikmah serta berkah dibandingkan dengan sebelas bulan lainnya, juga bulan ramadhan merupakan bulan yang penuh rahmat dengan diturunkannya kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman kehidupan umat islam hingga akhir zaman. Maka, tidak heran begitu banyak umat yang menyambut datangnya bulan ramadhan dengan penuh suka cita karena Allah Swt.

Limpahan Pahala dan Pintu Surga

Pada bulan ramadhan Allah Swt telah menjanjikan limpahan pahala dan pintu surga bagi hamba-Nya yang menunaikan ibadah puasa dan ibadah lainnya di bulan ramadhan. Cerita Shl ra., bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat suatu pintu (masuk) yang dikenal dengan nama Ar-Rayyan, kelak di hari kiamat orang-orang yang ahli puasa masuk dari pintu itu, tiada seorang pun yang memasukinya kecuali hanya mereka. Dikatakan (dari pintu itu), “Manakah orang-orang yang puasa”, lalu mereka masuk (ke surga) dari pintu itu. Apabila orang yang terakhir dari mereka telah masuk, maka pintu itu ditutup, lalu tidak ada seorang pun yang masuk dari pintu itu” (HR.Syaikhain & Nasa’i).

Rasulullah Saw bersabda dalam hadis yang di riwayatkan oleh Baihaqi, Ahmad & Imam Bazzar, “Dalam bulan ramadhan umatku diberi lima perkara yang tidak pernah diberikan kepada (umat) seorang Nabi pun sebelumku; yang pertama, apabila awal puasa ramadhan tiba, maka Allah Swt memandang kepada mereka, barang siapa yang Allah Swt mau memandang kepadanya, niscaya Allah Swt tidak akan menyiksanya selama-lamanya. Yang kedua, sesungguhnya bau mulut mereka (yang berpuasa) di kala sore hari lebih wangi daripada bau minyak kesturi di sisi Allah Swt.

Yang ketiga, sesungguhnya para malaikat meminta ampun buat mereka pada siang dan malam (bulan ramadhan). Yang keempat, sesungguhnya Allah Swt memerintahkan kepada surga-Nya, lalu berfirman, “Bersiap-siaplah engkau dan hiasilah dirimu untuk hamba-hamba-Ku, mereka sudah dekat masanya untuk beristirahat dari kelelahan dunia menuju ke rumah-Ku dan penghormatan-Ku.

Yang kelima, sesungguhnya apabila tiba akhir malam bulan ramadhan, Allah Swt mengampuni mereka semuanya. Kemudian seorang lelaki dari kalangan kamu ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan malam terakhir itu adalah malam kemuliaan (Lailatul Qadar)?” Rasulullah Saw menjawab, “Bukan, tidakkah engkau melihat kepada para pekerja yang sedang bekerja itu, apabila mereka selesai dari pekerjaannya, niscaya mereka akan segera memperoleh upah-upah mereka.”

Ramadhan Sebagai Transformasi Diri

Bulan ramadhan selain memiliki pahala yang berlimpah sebagaimana yang telah ditegaskan dalam sabda Rasulullah di atas, bulan ramadhan juga sebagai bulan transformasi diri agar kita menjadi pribadi yang berkualitas secara spiritual, emosional, serta dapat meningkatkan vitalitas dan energy tubuh kita dalam menjalankan kehidupan di dunia. Oleh karenanya, selama bulan ramadhan kita dituntut untuk menjadi pribadi yang sabar, ikhlas, serta disiplin.

Selama bulan ramadhan tersebut kita tentunya harus senantiasa bersabar, baik bersabar dalam menahan lapar dan haus, juga bersabar dalam hal menjaga hal-hal yang membatalkan puasa kita seperti pandangan, perkataan, serta perilaku kita yang pada bulan-bulan lainnya acapkali sulit untuk kita jaga dengan baik. Kemudian pada bulan ramadhan juga kita dilatih untuk menjadi pribadi yang benar-benar ikhlas karena Allah Swt, sebab tanpa benar-benar ikhlas maka kita akan kesulitan dalam menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan.

Lalu dengan berpuasa kita dapat menerapkan pola disiplin seperti dalam hal mengkomsumsi makanan dan minuman yang telah disajikan pada saat sahur maupun berbuka puasa. Saat sahur maupun berbuka puasa kita di anjurkan untuk mengkomsumsi makanan dengan asupan gizi yang memadai, hal ini di maksudkan agar kita dapat menjalankan aktifitas sehari-hari tanpa meninggalkan kewajiban ibadah kita. Hal yang terpenting lagi adalah pola makan yang positif dengan mutu lebih baik dalam jumlah yang lebih sedikit. Dalam berdisiplin tidak hanya untuk makanan dan minuman, tapi juga dalam hal beribadah seperti melaksanakan sholat fardu yang mana harus kita tunaikan dengan tepat waktu dan berjama’ah.

Disamping dapat menggembleng kita menjadi pribadi yang sabar, ikhlas, serta disiplin, bulan ramadhan juga dapat mengajarkan kita untuk senantiasa mempunyai kepekaan sosial yang tinggi. Tidak anyal lagi bahwa puasa juga diperuntukkan agar kita dapat merasakan kepedihan dan penderitaan orang-orang yang kurang beruntung. Bahkan, dengan melaksanakan puasa pun kita belum benar-benar dapat merasakan seperti yang mereka rasakan setiap saatnya. Kita berpuasa hanya menahan lapar dan haus sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, setelah itu kita dapat menyantap makanan yang membuat perut kita kelabakan untuk menerimanya karena begitu banyak makanan yang ada di meja hidangan. Lalu, bagaimana dengan orang yang kurang beruntung tersebut?. Mereka tentunya tidak tau kapan mereka harus menyantap makanan dan minuman, disebabkan kesulitan perekonomian yang mereka alami.

Bulan ramadhan memang merupakan bulan yang penuh rahmat, selain berlimpahan pahala dengan dibukakan selebar-lebarnya pintu surga dan juga sebagai trasformasi diri kita menjadi pribadi yang lebih baik, bulan ramadhan lagi-lagi memiliki limpahan yang maha dasyat. Limpahan selain pintu surga, yakni limpahan rezeki bagi yang mengharapkan rezeki dari Allah Swt.

Tidak dapat kita pungkiri bahwa dengan kehadiran bulan ramadhan, banyak umat yang berkelimpahan pintu rezeki yang tidak disangka-sangka. Salah satu pintu rezeki yang sangat hidup di bulan ramadhan yakni aneka santapan makanan dan minuman. Tentunya banyak pedagang yang memperoleh keuntungan berlipat-lipat dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Selain itu, ada juga pedagang pakaian yang seakan mendapat rezeki bulanan yang berlimpah. Karena bisnis pakaian pada saat bulan ramadhan-lah yang paling diminati untuk persiapan menyambut lebaran tiba.

Bulan ramadhan kini sedang dihadapan kita untuk kembali mencurahkan segala rahmat dan berkahnya. Kita patut bersyukur pada ramadhan tahun ini Allah Swt masih memberikan kita umur dan fisik yang sehat dalam menjalankan ibadah di bulan ramadhan. Maka sudah sepantasnya-lah kita jadikan bulan ramadhan tahun ini sebagai bulan penyerahan diri kita di hadapan Allah Swt. Sebab, boleh jadi bulan ramadhan tahun ini adalah bulan ramadhan yang terakhir bagi kita apabila ajal telah menjemput kita.

Tidak ada lagi bulan seindah bulan ramadhan. Oleh karenanya, janganlah merusak bulan yang penuh berkah ini dengan tindakan acapkali mencela dan merusak agama islam itu sendiri seperti asmara subuh dengan bergandengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, serta bermain petasan pada malam hari yang hanya mengganggu orang lain dan merusak ibadah shalat tarawih. Bulan ramadhan adalah bulan yang sangat tepat sebagai bulan evaluasi bagi diri kita yang selama sebelas bulan sering kita abaikan. Semoga bulan ramadhan tahun ini selain sebagai bulan transformasi pribadi kita ke arah yang lebih baik dan berkualitas, juga dapat meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt, serta dapat meningkatkan kualitas hidup kita dengan bersikap sabar, ikhlas, dan disiplin.