Sabtu, 15 Mei 2010

Bersahabat dengan Buku

Buku, rasanya tidak ada satu orang pun yang tidak mengenal barang yang satu ini. Buku adalah jendela dunia, barangkali istilah ini juga tidak ada yang bisa menyangkalnya. Dengan buku, seseorang dapat membangun peradaban, mengembangkan teknologi muktahir, dan tentu saja dapat membangun sebuah negara diikuti dengan warganya yang mempunyai sumber daya manusia berkualitas. Oleh karenanya, dengan buku lah dunia yang telah kita nikmati hingga kini masih dapat menghidupi sinarnya dengan berbagai perkembangan pesat teknologi dan informasi.


Tidak dapat kita pungkiri bahwa seseorang untuk menjadi pintar dan cerdas tidak terlepas dari perannya buku. Siapa yang tidak mengenai Bill Gate, seorang pencetus teknologi modern dengan mendirikan perusahaan kelas dunia yang sangat disegani yakni Microsoft Corp. Bill Gate telah banyak berperan dalam memudahkan segala perkerjaan yang dilakukan manusia. Dengan kepintarannya di bidang matematika, ia lantas bersama teman kuliahnya Paul Allen, membuat program Microsoft. Hampir seluruh perkantoran di penjuru dunia mengunakan Microsoft sebagai perangkat lunak pendukung fasilitas kantornya.


Dengan perannya tersebut, maka ia pun lantas dinobatkan dalam beberapa tahun silam sebagai manusia terkaya di dunia. Apa yang membuat seorang Bill Gate menjadi besar dan dipuja dunia ? Tentu saja jawabannya adalah buku. Hal ini dikarenakan Bill Gate adalah pencinta buku sejati. Dengan bukulah ia dapat mendirikan perusahaan yang sangat prestesius dan menjadikan ia orang sebagai terkaya dunia dalam beberapa tahun. Bahkan, dengan kecintaannya terhadap buku hingga kini ia masih meluangkan waktu untuk membaca buku meskipun dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk dapat membaca buku.


Sungguh luar biasa dengan kehadiran buku. Ia dapat menghipnotis siapa pun dengan berbagai topik bacaan dan hasil hipnotisnya tersebut pun dapat membuahkan sebuah prestasi cemerlang. Buku dapat dikatakan sebagai magnet kehidupan, selagi buku masih dapat kita genggam, maka kehidupan pun dapat kita raih.


Penulis hingga kini masih teringat, saat penulis mengantarkan seorang teman yang hendak pengadu nasib di negeri jiran Malaysia sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Saat itu pemilik perusahaan perkebunan terbesar di Malaysia tempat teman penulis bakal bekerja, berceramah. Salah satu ucapan pembukaan yang bakal penulis ingat sepanjang hidup adalah ia melontarkan “bahwa saya sama saudara (TKI) adalah sama, akan tetapi yang membedakan saya dengan saudara adalah karena saya rajin membaca buku”. Sungguh pernyataan yang menyejukan dari seorang pemilik perusahaan perkebunan dengan memiliki tenaga kerja lebih kurang 20.000 orang.


Lain halnya dengan Yusuf Kalla saat masih menjabat sebagai Wakil Presiden R.I. Beliau dalam berbagai kesempatan mengunjungi salah satu sekolah dasar di Jakarta. Sebagaimana yang kita ketahui, Yusuf Kalla adalah anak bangsa yang cerdas, Saudagar kaya asal Makasar, dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan di negeri pertiwi. Saat itu beliau bersanda gurau dengan murid-murid SD.


Di tengah-tengah senda gurau tersebut, tiba-tiba ada seorang murid yang bertanya dengan beliau. Ia dengan wajah polosnya mengatakan “Bapak, saya ingin seperti bapak apa sih rahasianya”. Sontan saya Yusuf Kalla pun tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan polos dari seorang anak tersebut. Lalu, beliau dengan nada serius menjawab “satu yang membuat saya jadi sekarang ini adalah banyak membaca buku, itulah rahasianya”. Dapat dikatakan, bahwa banyak para pemimpin serta orang sukses lainnya dalam kehidupan tidaklah terlepas dari perannya selalu meluangkan waktu untuk membaca buku.


Meningkatkan Kualitas Diri


Belajarlah dengan membaca buku. Itulah pesan para pendidik yang selalu penulis ingat sejak kali pertama menginjakkan kaki di bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Meskipun kehadiran dunia maya saat ini dalam memberikan dunia informasi semakin hari semakin canggih, akan tetapi peran buku tidaklah dapat digantikan sampai kapan pun. Karena buku dapat memberikan data secara terperinci dilengkapi dengan sumber yang dapat dipertangungjawabkan. Hal ini tentu berbeda dengan dunia maya, sebagaimana yang kita ketahui bahwa mesin pencari data seperti google atau yahoo sangatlah popular dan sangat mudah penggunaanya, akan tetapi data yang kita dapatkan tidaklah selalu dapat dikatakan akurat dengan sumber yang tentu tidak dapat dipertangungjawabkan.


Buku dapat meningkatkan kualitas dalam diri kita. Karenanya, usahakan membaca buku dalam bidang kita paling sedikit 30 menit sampai 60 menit tiap hari. Membaca bagi otak adalah olah raga bagi tubuh. Selama satu jam setiap hari akan menjadi satu buku per minggu. Satu buku per minggu akan menjadi 50 buku pertahun. Lima puluh buku akan menjadi 500 buku dalam 10 tahun yang akan datang.


Karena rata-rata orang dewasa membaca buku dari satu buku pertahun, ketika kita mulai membaca satu jam per hari, atau satu buku per minggu, akan memberi kita keunggulan yang luar biasa di bidang kita. Kita akan menjadi salah satu orang paling cerdas, paling kompeten, dan dibayar paling mahal diprofesi kita hanya dengan membaca buku selama sejam setiap hari.


Tidaklah dapat kita pungkiri bahwa buku adalah jendela dunia. Dengan kehadiran buku maka kita pun dapat menemukan dan mengenal bangsa dan negara-negara di penjuru dunia. Bahkan oleh peran buku lah kita dapat mengenal para tokoh-tokoh dunia yang telah beribu tahun wafat. Sungguh suatu hal yang mustahil bila tidak ada buku karena kita tidak mungkin bisa mengenal seseorang tokoh dan mempelajari pemikirannya yang telah lebih dahulu wafat beribu tahun lamanya.


Bersahabat dengan Buku


Siapakah sahabat yang paling setia mendampingimu baik dalam keadaan suka maupun duka? Mungkin tidaklah terlalu banyak menemukan sahabat sejati sepanjang hidup kita. Karena kebanyakan teman yang kita kenal hanyalah teman yang hanya dapat bersenang ria bersama kita, akan tetapi dalam keadaan duka, sedikitlah yang mau mendampingi dan bersama kita untuk dapat merasakan duka. Lantas siapakah teman sahabat sejati kita? Tentu saja buku. Buku dapat menjadi sahabat kita yang paling setia, tidak kenal tempat, ruang dan waktu.


Buku dapat menjadi sahabat kita karena buku juga tidaklah mengenal apakah ia kaya atau miskin, tua atau muda, laki atau perempuan, ataupun juga tidaklah mengenal apakah ia seorang pejabat atau sebagai rakyat biasa. Hal inilah yang tidak didapatkan oleh sahabat-sahabat lain yang kita kenal, karena dalam menjadikan kita sahabat tentu banyak pertimbangannya.


Sebagai sahabat sejati, buku dapat menemani kita dimanapun, baik saat kita sedang menuju tempat kerja di angkutan umum, saat kita makan, saat kita hendak tidur, saat kita santai, ataupun maaf saat kita buang hajat. Sungguh mengasyikan hidup bersama buku. Dengan buku juga kita dapat menghidupkan semangat yang telah layu, membangun kepercayaan diri yang telah rontok, atau juga dapat membantu antar sesama untuk memberikan solusi dalam berbagai persoalan kehidupan.


Buku tentulah dapat memberikan kita kehidupan yang lebih baik, bermakna, serta bermanfaat antar sesama. Akan tetapi, perlulah digaris bawahi bahwa tidaklah semua buku dapat memberikan kemanfaatan yang besar kepada kita. Sebab, seseorang dalam sepuluh tahun mendatang hidupnya akan berbeda, salah satunya adalah buku yang ia baca. Buku memang dapat memberikan kita semangat hidup, lebih cerdas, dan mensyukuri hidup. Tapi hal ini tidaklah untuk buku-buku yang kurang bermakna dan bermanfaat, salah satunya adalah komik atau buku-buku sejenis yang hanya dapat memberikan kesenangan sesaat tanpa memberi manfaat lebih dalam kualitas hidup kita.


Sebagaimana halnya kata pepatah yakni sahabat dapat membawa kita ke puncak kesuksesan atau juga dapat menjerumuskan kita ke lembah kegagalan. Oleh karenanya, buku jugalah demikian. Buku yang kita baca apakah dapat memberikan manfaat dengan meningkatkan kualitas diri kita atau tidak. Maka, carilah dan bacalah buku-buku yang dapat mengubah hidup kita menjadi lebih baik, serta dapat membawa peran kita di masyarakat.